Ibu-ibu yang Hobinya Berencana

Ada yang ngerasa nggak, setelah jadi ibu kok banyak banget hal yang tadinya udah di-plan, tiba-tiba ngacir aja gitu entah ke mana, haha! Awalnya mikir ke depan tuh kayaknya gampang banget, tapi nyatanya ada banyak rintangan menghalang dan itu jauh banget di luar perkiraan. 

Aku jadi ingat sama salah seorang teman sesama ibu yang kalau dilihat sekilas, ia tampak ceria dan introver sekali. Aku dan temanku ini kenal di sebuah acara blogger, lalu semenjak sama-sama jadi ibu, kami makin intens chatting entah di medsos atau WhatsApp. Kebetulan, temanku ini sempat LDR sama suaminya selama 2 tahun. Tahun ini adalah tahun di mana pertama kalinya mereka tinggal serumah, karena masa kerja suaminya di luar pulau sudah selesai. Jujur aku ikut senang, dia nampak makin sumringah tiap kali kami video call. 

Ternyata, setelah beberapa bulan serumah sama suami, aku makin keteteran dan sering marah-marah nggak jelas. Wajar nggak sih ini? Padahal anak kami belum masuk sekolah, tapi aku merasa suamiku ini justru yang jadi beban, meski ya secara finansial keluarga kami termasuk kecukupan. Aku harus gimana, ya?

Kira-kira begitu inti dari chat temanku yang aku terima beberapa hari lalu, padahal mulanya aku mengira kalau dia udah happy dan lega karena sukses lepas dari drama LDR. Aku kaget dan ikut prihatin, tapi nggak mau langsung menyimpulkan. Ya, namanya rumah tangga pasti ada aja konfliknya, makanya ogah terlalu berasumsi meski sebenarnya aku bisa aja nanya, "lho, emang suamimu kenapa?"

Balik lagi ya, masalah rumah tangga itu kompleks. Ada yang diuji finansial, kesetian, masalah anak sampai gimana ngadepin mertua atau orang tua yang kolot. Aku sendiri memaklumi deretan masalah tadi, karena memang setelah menikah itu ujiannya ya ada aja, meski di akhir nanti bakal diganjar banyak pahala. Termasuk di case temanku, itu ngasih pembelajaran berharga banget buat aku pribadi.

Jadi penasaran deh, gimana sih biasanya ibu-ibu di sini ngadepin masalah-masalah yang seolah nggak ada habisnya ini?

Aku sendiri ya, jujur, sedang dalam proses terus berbenah. Menurutku, aku yang sekarang ini "kerasnya" bukan main. Aku merasa, semua hal yang aku alami setelah jadi ibu 2 anak semakin random. Misalnya, tiap malam sebelum tidur aku selalu berdoa supaya esok dan seterusnya dikasih kesabaran seluas samudra biar nggak ada drama marah-marah ke anak. Eeeeeh, besoknya masih aja keualang dan gitu-gitu aja terus, haha! Ini sih contoh sepelenya yaaa, mau tahu contoh yang ekstrimnya nggak? 😆

Makanya, mungkin benar adanya kalau ada pernyataan, "turunkan ekspektasi setelah jadi ibu" deh! Meski pada praktiknya susah minta ampun, menurunkan ekspektasi bisa dilatih setiap hari. Mau nggak mau sih ya, apalagi kalau ini kaitannya sama tingkat kewarasan dan gimana biar hidup as a mom itu balance. Jangan tanya lagi gimana susahnya, ya intinya coba dan jalani aja.

Terakhir, rasanya kangeeeeen banget deh bisa melepas penat dengan pergi jalan-jalan sendirian keliling kota walau tujuannya nggak jelas ke mana. Tapi apa mau dikata, 2 cindil di rumah mau sama siapaaaaaaaaaaa? 😁 

Comments

Popular posts from this blog

Demi Glowing 2020; Percayakan Perawatan Wajah dengan NY Glow #GlowingSeries

Tetap Cinta Skincare Lokal; Review Jujur Adoraly Skincare