Posts

(Sharing is Caring) Pengalaman Jadi Mentor Setelah Resmi "Di Rumah Aja"

Jujur, aku nggak pernah nyangka bisa berada di titik sekarang. Titik di mana kepala rasanya "mendidih" tiap hari karena hampir 24/7 bareng 2 toddler dan berbagai kerjaan domestik yang nggak pernah selesai, hahahahaha. Dulu aku mikir, kayaknya aku bakal terus-terusan bisa pakai blazer atau heels tiap hari, mungkin sampai usiaku 50 tahun dan dapat label sebagai nenek-nenek slay . Yassssssh, menyalaaaa! Tapi, bukankah manusia hanya bisa berencana dan Tuhanlah penentunya? Ya, semenjak resmi bukan lagi sebagai perempuan kantoran sejak 2023 lalu, aku masih suka bertanya-tanya, "kira-kira mau sampai kapan ya aku begini". Sampai pada akhirnya, pelan-pelan aku mulai bisa menjawab pertanyaan tadi dengan berbagai action yang sejak dulu belum pernah aku lakukan. Contohnya, aku iseng-iseng apply ke berbagai instansi dan platform sebagai mentor atau pelatih. Dari berbagai instansi dan platform yang aku daftarin tadi, aku keterima di salah satu "anaknya" Tempo Institute,

Dear, Abang Tukang Sayur Keliling Langganan...

Semenjak nggak lagi bekerja kantoran, eksistensi abang-abang penjual sayur keliling sangatlah penting buatku. Bukan cuma nyaman dan nyantai karena nggak harus repot pergi ke pasar buat beli isi kulkas, tapi ternyata ada sensasi tersendiri ketika berbelanja atau bahkan berlangganan dagangan mereka. Stop , jangan suudzon dulu, ini murni ngomongin soal sayuran, tahu tempe dan kawan-kawannya, kok. Tapi yang aku heran, abang-abang sayur keliling ini seringkali "ngecewain", terutama saat mereka entah dengan sengaja atau nggak, lupa bawain pesananku by japri WhatsApp beberapa hari lalu. Katanya sih gini, "Maaf mbak, pesanan njenengan lupa tak belikan, besok ya mbak..." Eh, besoknya ternyata begini... "Tadi tak samperin ke pasar pusat mbak, bakule ternyata tutup..." Hmmm, aku sih bukan marah yang sampai ngeviralin ke medsos gitu, ya. Cuma, kadang rasanya kayak di PHP-in gebetan gitu, lo. Inget kan zaman-zaman baheula pas kita naksir kakak kelas bintang basket, ta

Ibu-ibu yang Hobinya Berencana

Ada yang ngerasa nggak, setelah jadi ibu kok banyak banget hal yang tadinya udah di- plan , tiba-tiba ngacir aja gitu entah ke mana, haha! Awalnya mikir ke depan tuh kayaknya gampang banget, tapi nyatanya ada banyak rintangan menghalang dan itu jauh banget di luar perkiraan.  Aku jadi ingat sama salah seorang teman sesama ibu yang kalau dilihat sekilas, ia tampak ceria dan introver sekali. Aku dan temanku ini kenal di sebuah acara blogger, lalu semenjak sama-sama jadi ibu, kami makin intens chatting entah di medsos atau WhatsApp. Kebetulan, temanku ini sempat LDR sama suaminya selama 2 tahun. Tahun ini adalah tahun di mana pertama kalinya mereka tinggal serumah, karena masa kerja suaminya di luar pulau sudah selesai. Jujur aku ikut senang, dia nampak makin sumringah tiap kali kami video call.  Ternyata, setelah beberapa bulan serumah sama suami, aku makin keteteran dan sering marah-marah nggak jelas. Wajar nggak sih ini? Padahal anak kami belum masuk sekolah, tapi aku merasa suamiku

Seandainya Tetangga Tahu, Bahwa...

Setelah menikah, punya 2 anak dan resmi menyandang status sebagai mbok-mbok yang di rumah aja, aku semakin sadar bahwa eksistensi tetangga julid itu nyata adanya. Bukan cuma perkara iri dengki lihat samping rumah beli kulkas baru, tapi lebih daripada itu. Jangankan barang elektronik yang jelas-jelas kelihatan, hal lain kayak nominal gaji dan status kepegawaian di tempat kerja pun seringkali jadi pergunjingan mereka. Nggak aneh ya sekilas, tapi bakal jadi masalah kalau dibiarkan lama-lama. Lo, terus meh mbok apakne? Viralke? Labrak? Haha, yo nggak lah! Untungnya aku tipe orang yang nggak terlalu musingin omongan orang, selagi masih dalam batas wajar. Cuma, kadang keberadaan tetangga dengan perangai random kayak gini perlu juga buat dibahas biar nggak terus merajalela, ya nggak? Biar semakin ke sini, nggak tambah banyak jenis-jenis manusia yang iri sama pencapaian orang lain, bahkan sampai difitnah ini dan itu cuma buat muasin hasrat kedengkian mereka. Hadeuuuuh 😅 Jujur, nggak seeks

Tetap Cinta Skincare Lokal; Review Jujur Adoraly Skincare

Image
Belakangan hari, skincare lokal makin berjaya nggak sih? Banyak di antara brand skincare lokal yang getol banget ngasih "persembahan" terbaik mereka buat para pengabdi skincare , termasuk aku. Walau bukan tipe yang suka skincare berlapis-lapis, tetep aja aku berpegang teguh pada prinsip " basic skincare " yang terbukti mampu memperbaiki kondisi kulit meski perlahan.  Siapa juga yang setuju, kalau mengembalikan elastisitas kulit tuh sebenernya nggak perlu pakai treatment yang gimana-gimana, cukup telaten mengubah pola hidup dan pemakaian basic skincare aja? By the way , sekarang ini aku lagi hamil 8 bulan dan Adoraly Skincare jadi skincare yang aku pilih buat daily use karena aman, gentle dan gampang banget kalau mau repurchase , ehehehe… Kali ini, aku mau ngenalin ke kalian salah satu brand skincare lokal, Adoraly Skincare. Dari namanya aja udah cakep banget, ya? Yes, Adoraly ini tergolong masih baru di dunia kecantikan, dan sepertinya siap "menggebr
Image
Akhirnya... Aku berkesempatan nyobain dan nge- review serum sama toner acne series -nya Scarlett Whitening! Skincare viral ini emang nggak kaleng-kaleng sih, mulai dari segi marketing sampai kualitas produknya yang emang udah terjamin mutunya. Sebelum aku mulai ke review -nya, aku mau share dulu nih, kalau tipe kulitku tuh oily-acne prone . Jadi, basically nggak terlalu banyak jerawat tapi kalau pas minyaknya berlebih, mukaku ini jadi jauh lebih gampang komedoan dan jerawatan. Makanya, aku selalu concern memilih skincare yang ada komposisi kayak tea tree atau centella asiatica gitu.  Nah, rangkaian skincare dari Scarlett ini udah kayak paket lengkap sih buatku, karena mostly memang mengandung bahan-bahan yang bagus buat healing jerawat dan reduce kemerahan di kulit. Senangnya hati ini, skincare brand lokal ini udah bisa ngejawab permasalahan kulitku! Acne Essence Toner - Rp70.000 / 100 ml Toner -nya ini unik banget, mulai dari segi kemasan sampai tekstur, bener-bener aku baru nemuin

Gelisah Mikirin Gosip Seleb

Image
Buat penghamba Instagram & TikTok kayak aku, semenit aja nggak scrolling rasanya udah mati rasa. Hidup tuh rasanya hambar, nggak bergairah dan ya gitu-gitu aja. Walau ya, nggak selamanya ya yang ditemui di kolom pencarian IG tuh bikin hati adem, tapi kok nagih :( Kayak beberapa gosip seleb yang belakangan berseliweran, bikin senewen asli :( Padahal nggak kenal, nge- follow aja nggak. Bahkan kalau tuh gosip udah sampai ke ranah yang ke mana-mana, malah bikin overthinking padahal aku hanya netijen biasa. Apa banget nggak sih punya pikiran kayak gini tuh? Entah sama atau nggak sama kalian yang lagi baca tulisan ini, tiap kali lihat gosip seleb yang selingkuh, jual tas KW, cerai atau bahkan ketauan dia dagang barang haram tuh rasanya kayak kita ada di posisi dia. Padahal sekali lagi, kenal aja nggak woy ! Khususnya buat pecinta gosip-gosip underground yang sampai punya grup WhatsApp khusus ghibah, hal-hal kayak gini kan ibarat sebuah informasi berharga alias bisa "dijual" ke