Possesive In a Good Way


Rasanya deg-degan tiap melepas suami berangkat kerja. Apalagi melihatnya sering ketemu banyak orang, membuatku makin nggak kuasa menahan kecurigaan. Apa harus nyewa detektif buat ngelacak tiap gerak-geriknya? Tapi tunggu, terlalu berlebihan nggak sih?

Meski suamiku atau mungkin suamimu nggak ganteng-ganteng amat, tapi yang namanya godaan dari luar pasti ada aja. Nggak cuma godaan nongkrong seharian di coffee shop sampai lupa jemput anak-istri, godaan kayak flirting dari perempuan lain itu nggak kalah horor. Iya iya, nggak semua laki-laki tuh sebejat itu, tapi nyatanya ada kan?

Mari jernihkan hati dan pikiran sebelum mantap membaca tulisan ini. Aku berharap, kalian juga sepakat kalau membahas tentang posesif itu nggak melulu negatif atau menjurus ke tindakan-tindakan berlebihan seperti membajak handphone atau memasang CCTV di mobilnya. Setuju?


giphy.com

Kalau di KBBI, arti kata posesif itu berarti merasa menjadi pemilik; bersifat pecemburu. Which means kalau di pernikahan, kamu selalu merasa suamimu itu cuma punyamu, punyamu dan punyamu. Jangankan selingkuh, dia yang mungkin kebetulan ketemu teman perempuannya semasa sekolah di jalan pun akan membuatmu marah besar dilanjut menuduh yang macam-macam. Paham ya sampai sini?

Yoi, now aku akan coba share pengalamanku gimana caranya aku mengatur sifat posesif yang aku punya, tapi in a good way. Nggak harus ditiru sih, ya dibaca aja biar nambah viewer blog-ku juga it's ok. Terseraaaah andaaaaah hehehehehehe!

Aku terlahir sebagai pecemburu kelas berat, FYI. Awalnya, aku paling nggak bisa ngelihat pacarku (yang sekarang jadi suamiku) anteng di pojokan sambil senyum-senyum ke layar HP-nya. Buatku, dia pasti lagi flirting atau goda-godaan sama perempuan lain. Jadi kayak ada hasrat pengen ngamuk tiap kali lihat suami pegang HP-nya lamaaaaaaaaa, walaupun dia cuma lagi nonton Youtube sih sebenarnya.


giphy.com

Lalu, aku disadarkan oleh satu hal, di mana itu sukses mengubah karakterku yang pecemburu, menjadi jauuuuuh lebih selow dan sabar. Thank God, aku sangat beruntung.

Sekitar 7 tahun lalu, aku serasa ditampar-tampar dengan perkataan suamiku, bahwa nggak ada manusia yang sempurna, termasuk dia yang setiap hari ada di sampingku. Dia bilang, dia mengizinkan aku buat mengenalnya lebih dalam dengan datang ke  rumahnya, ketemu orang-orang terdekatnya dan bebas tanya apapun tanpa direncanakan sebelumnya. 

Dia juga bilang, "nggak cukup kenal aku lewat apa adanya aku sekarang, tapi silahkan kamu ketemu sama orangtua, teman-teman atau siapapun di rumah, lalu nilai aku lewat cara mereka memperlakukanmu. Adil, ya?"

Aku cuma diam dan justru nggak bisa ngasih pembelaan atas sifat cemburu yang selama ini membumbung tinggi itu. Kaget aja, dia seberani itu, pikirku. Ya, menurutku itu mental seorang gentleman, di mana kamu nggak harus banyak omong untuk meyakinkan seseorang, tapi kenalilah ia lebih dalam lewat cara orang-orang terdekatnya memperlakukanmu. Fear enough, okay.

Long story short, nggak ada satupun kejanggalan yang aku temui di sana, kecuali ternyata suamiku ini emang hobi kentut sembarangan plus hobi mancing sampai lupa pulang. Oke, cukup tenang.

Balik lagi ke possesive in a good way, bahwa nggak ada salahnya sama sekali menjadi pecemburu, asal kamu punya dasar dan benar-benar sudah tahu kapasitas pasanganmu sampai mana. Bener kata orang dulu, jangan sampai cemburu buta di mana kamu berhenti pakai logika, jadi cuma mengandalkan ego dan emosi semata. Klise, tapi mengena ya nggak sih?

Sering-sering ngobrol deh perkara ini ke pasangan, biar makin terang jalannya. Tegur dia kalau memang sudah kelewat batas main HP-nya, apalagi sampai pas kamu nanya password HP-nya, kamu dibentak-bentak alias nggak dibolehin. Wah, wah, emang ada yang begini?


giphy.com
Banyakin sabarnya ya, sist. Jangan cuma mengandalkan rasa percaya, tapi juga rajin-rajin asah logika. Percaya doang mah nggak cukup, kecuali kamu bucin tingkat dewa. Pakai akal sehat sebelum terlalu cinta, biar ujung-ujungnya nggak kecewa.

Segitu aja sih. Semoga nggak njlimet!

Comments

Popular posts from this blog

Demi Glowing 2020; Percayakan Perawatan Wajah dengan NY Glow #GlowingSeries

Tetap Cinta Skincare Lokal; Review Jujur Adoraly Skincare