Sedekah Gaul Anti Mainstream; Trik Baru Buatmu yang Ingin Konsisten Beramal




'Kenapa blog ini mendadak syariah kayak gini? Tobat ya penulisnya?'

Jujur, saya belum sepenuhnya tobat, kok. saya masih suka begadang sampai lupa sholat Tahajud cuma buat maraton Drama Korea, atau mepetin waktu sholat Ashar sama sholat Magrib. Hehehe...

Anyway, ide menulis artikel ini saya dapat dari sebuah grup WhatsApp yang notification-nya selalu saya silent. Tapi ternyata, setelah tadi pagi-pagi sekali saya iseng buka isi chat-nya, ide ini muncul dan 'merengek' minta langsung dieksekusi. Woah, kena tulah juga saya :)))


Ngemeng-ngemeng soal sedekah dan beramal, saya nggak menemukan banyak perbedaan antara kedua istilah ini. Tapi, jika ada kesalahan, just let me know lewat kolom komentar, ya. 

Btw, setelah baca chat pagi buta tadi, saya langsung menyimpulkan bahwa ternyata bersedekah itu banyak sekali bentuknya. Nggak harus berupa uang dan ngundang infotainment, kegiatan berpahala satu ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. 

Saya menyebutnya sebagai 'Sedekah Gaul Anti Mainstream' karena memang pada praktiknya sama sekali nggak menyulitkan, tapi belum banyak yang tahu. Kalian pun bisa langsung mencobanya, mumpung masih muda dan gajinya belum dipakai buat beli susu atau popok bayi.


Ini nih list sedekah gaul yang saya maksud tadi...


Tersenyum sambil mengucap syukur setiap kali bangun tidur


Kalau ada yang bilang bahwa tersenyum adalah ibadah yang paling murah. Ya, mereka memang sepenuhnya benar. Selain membawa energi positif, dengan tersenyum kamu akan banyak menyadari bahwa segala permasalahan dalam hidup ini tidak ada apa-apanya dibanding semangat yang selalu menggelora.


Membeli koran di lampu merah, paling tidak seminggu 2-3 kali

"Nggak hobi baca kok di suruh beli koran! 'Kan aneh..."
Selama masih ada 'penampung' yang bisa memanfaatkan koranmu tadi sebagai bahan bacaan, kenapa susah-susah? Ada bapak, teman atau bahkan gurumu yang akan sangat senang ketika tahu-tahu ada kamu dengan pemberian koran di tangan. Ah, nggak ada alasan nggak suka baca pokoknya! 'Kan niatmu membantu.

Menyumbang 1 sandal jepit di mushola, kantor, sekolah atau kost-kost'an

Harga 1 buah sandal jepit yang paling murah di pasaran sekitar 11.000-12.000 saja.
***hasil survey di Mirota Kampus dan Pamela :)))

Melebihkan uang parkir atau jangan meminta kembalian

Menarik, ketika ide ini langsung saya praktikkan sendiri. Rasanya ada perasaan gembira saat melihat raut wajah Mas-Mas parkir yang sumringah setiap kali dibayar dengan 2.000, lalu sang empunya motor nggak meminta kembalian. 


Sekali dalam sebulan, bawalah camilan atau makanan untuk teman-teman kost atau sekantor


Ngasih makan anak orang itu bagian dari sedekah, lho! Tapi jangan sering-sering, nanti kamu bisa bangkrut. Huhui...
Jangan sayang sama uang receh, karena akan lebih bermanfaat jika dikasih ke pengamen

Terlepas dari tujuan si pengamennya itu apa, tugas kita hanya memberi dan membiarkannya merasa bahagia. Kalau sudah ikhlas memberi, selanjutnya cukup Tuhan yang mengetahui 'kan?


Jika sempat, cucikan mukena di mushola atau masjid ke laundry-an


Nggak perlu terlalu sering, jika kamu kebetulan ingat dan sempat, membuat orang lain nyaman ketika beribadah itu juga nggak terhitung besaran pahalanya. Duh, seandainya Saya sudah bisa rutin melakukan ini... 

Kumpulkan baju atau buku-buku bekas, masukkan kardus, lalu sumbangkan ke panti asuhan atau komunitas yang membutuhkan


Kalau trik satu ini mungkin sudah sering kamu dengar atau bahkan praktikkan sendiri. Ya, tinggal eksekusi dan jangan ragu-ragu lagi untuk membuatnya lebih rutin dan konsisten. 

Meski kembali lagi ke pribadi masing-masing, memberi itu bagai sebuah ritual yang unlimited. Kapan dan di manapun kamu bisa melakukannya tanpa ada campur tangan orang lain, asal ada rasa ikhlas dan nggak minta 'kembalian'. 


Memberi yang saya maksud juga bukan melulu soal uang, tapi attitude yang baik serta bermanfaat buat orang lain pun bisa dikategorikan sebagai ritual memberi.


Semoga artikel ini bermanfaat walaupun kalian tahu bahwa saya sebagai penulisnya belum tentu bisa mempraktikannya. Setidaknya, kalian jadi ada bahan bacaan (agak) berbobot walaupun nggak sering. Muehehehehehe...

Comments

  1. Idenya sederhana dan gampag dilakukan.
    Btw, kalau tukang parkir seringnya minta lebih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak. Kalau aku biasanya ngasih 2.000. Kecuali di tempat yang sudah matok harga :)

      Delete
  2. Sekarang tukang parkir harus punya budget sendiri, bener seperti yang mba Nur bilang suka matok harga utnuk tipsnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kadang saya pribadi suka sebel juga mbak. Hehe. Tapi ya mau gimana lagi ya? Susah juga :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Demi Glowing 2020; Percayakan Perawatan Wajah dengan NY Glow #GlowingSeries

Tetap Cinta Skincare Lokal; Review Jujur Adoraly Skincare