Saat Job Fair Bukan Solusi, 3 Langkah Kecil Ini Bisa Membuat Para Fresh Graduate Tetap Punya Jati Diri

Kuliah--lulus--kerja--nikah--punya dua anak--masa tua bahagia--mati masuk surga.
Klise sekali ya angan-angan yang hampir diamini semua orang ini? Saya pribadi sempat punya keinginan yang sama, tapi segera berubah ketika secara gamblang ditampilkan bagaimana realitasnya. Malu rasanya pada diri sendiri. Ketika kita sebenarnya tahu tujuan satu-satunya orang hidup itu bukan untuk foya-foya, tapi berbahagia lalu masuk surga. Am i right? 

Lalu, apa sih sebenarnya yang dikejar banyak orang supaya setelah selesai di bangku sekolah, pekerjaan dengan gaji berjuta-juta bisa langsung diraih? Ya, paling-paling ke job fair, ngelamar pekerjaan via online, atau mentoknya tanya sana-sini untuk update informasi terbaru mengenai pekerjaan yang layak.


Tapi, pernahkah terpikir kalau beberapa kegiatan tadi nggak banyak membawa dampak setelah 'terjun' langsung ke lapangannya? Pernah terpikir juga nggak kalau pergi ke job fair itu cuma keterpaksaan (read:daripada nggak sama sekali) atau menikmati soft selling dari perusahaan buat pengenalan produk baru mereka? Tenang dulu, ini cuma asumsi, kok.


First of all, mari kita sama-sama bersyukur dan berbangga hati dulu karena pernah atau sedang menyandang status sebagai fresh graduates!




Dan karena saya sudah mengalaminya sendiri beberapa tahun belakangan ini, maka saya memberanikan diri untuk share, sebenarnya apa sih yang dibutuhkan para sarjana baru ini untuk bisa menemukan jati dirinya? Bahkan, nggak perlu ke job fair ngabisin bensin dan tinta pulpen, lho.


...


Ke job fair memang bagian dari ikhtiar, tapi, bukankah mendatangi perusahannya langsung itu lebih 'nyess' dan maksimal?


Di saat genting seperti sedang mencari kerja memang rentan terkena dilema. Antara malu dan nggak PD untuk melamar ke satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Atau malas berbirokrasi dengan para HRD yang terkadang cuma modal tampang, tapi attitude-nya nol besar. Ini normal dan wajar. 


Oleh karenanya, pergi ke job fair menjadi satu-satunya pilihan, karena cuma butuh beberapa amplop cokelat dan surat lamaran. Eh, pulpen sama foto 4x6 juga nding, ya? Ehehehehe...


Tapi, karena nggak selamanya tawaran pekerjaan di job fair itu menjanjikan, kenapa nggak langsung datangi saja perusahannya? Toh, di sana sedang ada lowongan pekerjaan. Keseriusanmu akan semakin terlihat, atmosfer kerjanya pun akan terpampang nyata. 

Ibarat modal nekat, saya pun dulu demikian. Di jam yang merupakan jam istirahat, saya nekat saja masuk ke kantor Hipwee.com (tempat saya bekerja sekarang) lalu langsung to the point kepada salah satu atasan di sana mengenai tujuan saya datang sambil agak ngos-ngosan.
Sampai pada akhirnya saya masuk sebagai salah satu penulis di sana, kenangan berupa kenekatan masih sangat terasa sampai sekarang. saya lebih nggak nyangka, dari sekian banyak surat serta email berisi lamaran yang sudah 'terbuang', ternyata ada takdir tersendiri yang sudah sebegitu indahnya Tuhan persiapkan.

Di luar ini keberuntungan atau apa, saya jadi tahu bahwa hampir semua perusahaan akan melihat calon pekerja dari seberapa besar niatannya untuk bekerja. Ya, selain CV dan portofolionya yang lengkap, cara ekstrim untuk melamar kerja juga punya kesan tersendiri, khususnya bagi HRD yang sadar apa itu arti perjuangan.


Sambil menunggu, nggak ada salahnya 'nimbrung' kesuksesan teman yang sudah merasakan jungkir-balik lebih dulu


Sebelum masuk usia 21 tahun, saya memiliki sepupu yang dulu sangat menjadi role model saya dalam banyak hal. Selain dia pandai, caranya menikmati hidup patut dijadikan contoh karena kelihatannya sederhana, tapi efeknya luar biasa.


Meski nggak sukses dalam hal materi, sepupu saya ini punya sejuta ambisi yang satu per satu telah berhasil dia wujudkan, meski modal utamanya bukan uang. Saya terus 'mengikuti' dia hingga pada akhirnya saya bisa menyimpulkan satu kalimat, 'apa salahnya kita nimbrung ke orang yang lebih tahu dulu, sampai saatnya tiba nanti kita menjadi pribadi yang paling tahu'.


Nggak main-main, hal ini juga bisa mengasah mental kita sebagai petarung yang ulung. Karena sudah termotivasi dan mendapat banyak 'asupan', mana ada sih orang yang betah untuk tinggal diam? 


Lulus kuliah adalah saat yang tepat buat berbenah. Petakan tujuan, supaya jauh dari risiko salah arah


Problematika para sarjana baru yang dulu sering saya alami juga, adalah ketakutan menganggur dan hasrat ingin cepat bekerja di perusahaan ternama. Gengsi, adalah satu kata yang terlintas dalam hati jika sampai dalam sebulan, sosok populer nan punya banyak teman ini nggak kunjung mendapat kerja. Iya nggak?


Tapi sayangnya, nggak banyak dari para fresh graduate ini yang selow dan sadar diri bahwa 4 tahun (atau bahkan lebih) masa kuliahnya ini nggak layak untuk dimubazirkan. I mean, apakah nggak sayang kalau perusahaan ternama seperti bank-bank milik pemerintah itu cuma diisi oleh pekerja dengan dasar buru-buru? Jangankan kemampuan, mental sebagai pegawai pun belum terbentuk sempurna.


Dan kalau boleh mengeluh sekali lagi, saya juga capek pernah menjadi fresh graduate yang merasa dikejar-kejar. Sedangkan bekerja itu nggak cuma butuh kemampuan fisik, tapi juga ketulusan. 


Bukankah akan lebih indah kalau momen kelulusan yang memakan biaya nggak sedikit itu justru dipakai untuk merefleksi diri? Sesimpel browsing di internet untuk mengetahui karakter-karakter perusahaan yang akan dimasuki nanti, atau minimal tahu dulu kemampuan bekerja macam apa yang selama ini dimiliki. Nggak usah buru-buru, terlalu hina aja rasanya.


...


Langkah kecil yang saya tegaskan di judul tadi sebenarnya adalah lompatan tertinggi jika kalian memaknainya dengan hati. Bukan mau menggurui, saya cuma ingin blog ini bisa menjadi bahan bacaan ringan, namun tetap berisi. 


Bagi teman-teman di luar sana yang masih bimbang mencari pekerjaan idaman. Sudahlah, jangan merasa seperti dikejar-kejar. Selama kaki dan tanganmu masih bisa untuk digunakan, yakin saja bahwa di luar sana selalu ada jalan.


Oya satu lagi, jangan menjadi orang minder kalau status fresh graduate masih disandang. Rugi, karena banyak bos-bos besar di luar yang sedang mencari orang dengan nama depan 'percaya diri'. Cheers!!!!


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Demi Glowing 2020; Percayakan Perawatan Wajah dengan NY Glow #GlowingSeries

Tetap Cinta Skincare Lokal; Review Jujur Adoraly Skincare